Jumat, 14 Februari 2014

MODUL elektro



MODUL 1

 
 
 
 

Pengenalan Bahan :
Beberapa sifat Tertentu



1. P  e n d a h u l u a n

Seorang ahli teknik mengubah bahan dan energi menjadi produk yang berguna. Dalam usahanya ia akan memilih bahan dengan sifat optimum. Oleh karena itu dalam bab ini akan diperkenalkan beberapa sifat umum yang perlu diketahui. Adapun sifat-sifat lain akan di bahas pada bab lain.

Kaitan antara sifat-sifat dan struktur internya merupakan tema pokok bab ini antara lain; sifat mekanik, thermal, listrik dan sifat-sifat lainnya yang dikemukakan disini merupakan landasan untuk pembahasan hubungan antara sifat struktur dan lain-lain. Disini akan diberikan pula uraian singkat mengenai penyajian data, variasinya dan ketelitian perhitungan.

1.1. Struktur sifat pengolajan

Setiap sarjana ilmu terapan dan ahli teknik baik insinyur mesin, sipil, elektro dan lain-lain selalu berhubungan dengan bahan. Produk dapat berupa jembatan, komputer, trafo, pesawat tv, baterey, semi konduktor, chip, kendaraan bermotor, pesawat terbang, dituntut untuk mempunyai pengetahuan yang mendalam mengenai sifat-sifat bahan yang digunakannya.
Dalam menentukan pilihan atas bahan yang akan dipakai, perancang harus memperhatikan sifat-sifat seperti : kekuatan, konduktivitas listrik, daya hantar panas, berat jenis dan sebagainya.
Selanjutnya seorang ahli harus memperhatikan sifat bahan selama selama proses pembentukannya dan perilaku selama penggunaan, (mampu bentuk, mempu mesin, stabilitas listrik, ketahanan kimia dan sifat radiasi merupakan hal yang sangat penting). Sebagai contoh. Baja yang digunakan untuk roda gigi transmissi harus mudah dibentuk, kemudia harus dapat memiliki sifat tangguh setelah mengalami proses pekerjaan lanjutan sehingga tahan dalam pemakaian. Spatbor harus  dibuat dari logam yang mudah dibentuk akan tetapi memiliki ketahanan terhadap deformasi impak. Pengawatan listrik harus tahan suhu yang berbeda dan semikonduktor harus memiliki karaktristik arus dan tegangan tetap untuk jangka waktu yang lama.
Perkembangan dan penemuan bahan-bahan yang baru sangat mempengaruhi desain, sebagai contoh dapat dikemukakan transistor, tanpa trersedianya bahan yang sesuai barang ini tidak dapat dibuat.

Struktur intern dan sifat-sifat. Merupakan kewajiban yang berat bagi seorang insinyur atau ahli tehnik untuk menguasai pengetahuan menyeleruh mengenai beribu-ribu jenis bahan yang terdapat dipasaran. Demikian pula sangatlah sulit untuk mengetahui dan mengikuti setiap perkembangan baru, namun demikian kita dituntut untuk mengetahui dasar-dasar ilmu pengetahuan yang menentukan sifat-sifat bahan. Prinsip utamnya adalah setiap bahan berkaitan erat sekali dengan struktur intern bahan itu sendiri. Sebagai contoh seorang tukang servis televisi harus tahu semua komponen televisi. Adapun struktur intern yang dimaksud disini adalah mencakup atom-atom dan susunannya didalam kristal, molekul dan struktur mikro.

Pembentukan sifat-sifat. Bahan perlu diproses untuk memenuhi persyaratan yang telah ditatapkan dalam disain produk. Proses pembentukan yang paling sederhana adalah merubah bentuk melalui pemotongan dengan mesin atau penempaan. Pada umumnya proses meliputi beberapa proses lainnya disamping pengubahan bentuk melalui pemotongan mesin atau deformasi plastik. Sering pula terjadi bahwa proses pembentukan merubah sifat bahan. Contoh sebagai akibat dari dari proses pembentukan kawat melalui penarikan, kawat akan bertambah keras dan kuat, hal ini disebabkan terjadinya proses deformasi selama penarikan kawat berlangsung.
Proses thermal juga berpengaruh atas struktur dalam bahan. Proses thermal ini meliputi proses pelukanakan (anil), pencelupan dari suhu tinggi (quench), dan sejumlah laku panas. Tujuan kita memahami jenis perubahan struktur yang terjadi adalah agar kita sebagai ahli tehnik dapat menggariskan langkah proses yang sesuai.

Prilaku selama penggunaan. Bahan yang telah dibentuk akan memiliki seperangkat sifat-sifat seperti, kekuatan, kekerasan, daya hantar listrik, warnah dan sebagainya yang memang diperlukan untuk persyaratan disain. Produk ini akan tetap memiliki sifat-sifat tersebut, asalkan tidak ada perubahan struktur akibat pemggunaanya, sebagai contoh mengapa karet akan bertambah keras bila digunakan dalam waktu yang cukup lama, karena dipengaruhi penyinaran cahaya dan pengaruh cuaca, mengapa aluminium tidak dapat digunakan dalam pesawat ruang angkasa, mengapa suatu ligam akan mengalami kelelahan selama pembebanan siklus, mengapa maknit akan kehilangan polaritasnya dalam medan frekuensi radio dan mengapa suatu semikonduktor dapat rusak karena karena pengaruh radiasi nuklir. Ringkasnya seorang ahli tehnik harus pula mengetahui pengaruh pemakaian produk atas struktur intern disamping persyaratan lainnya dan mengkaitkan sifat-sifat bahan.

1.2. Sifat-sifat mekanik
Deformasi terjadi bila bahan mengalami gaya. Regangan (starain), e adalah besar deformasi persatuan panjang, dan tegangan (stress), s, adalah gaya persatuan luas.
Selama deformasi, bahan menyerap energi sebagai akibat adanya gaya yang bekerja sepanjang jarak deformasi. Kekuatan (strength) adalah ukuran besar gaya yang diperlukan untuk mematahkan atau merusak suatu bahan. Keuletan (ductility) dikaitkan dengan besarnya regangan permanen sebelum terjadi perpatahan. Ketangguhan (toughness) dikaitkan dengan jumlah energi yang diserap oleh bahan sampai terjadi perpatahan.

Tabel 1
Sifat mekanik bahan
Sifat atau Karakteristik
Lambang
Definisi
Satuan ( SI)
Tegangan
S
Gaya/Satuan luas (F/A)
Pascal (N/m2)
Regangan
e
Fraksi Deformasi (DL/L)

Modulus Elastisitas

E
Tegangan/regangan elastik
Tegangan pada waktu gagal
Pascal
Kekuatan Luluh
Sy
Ketahanan terhadap deformasi plasyik mula
Pascal
Kekuatan Tarik
St
Kekuatan maksimum
(berdasarkan ukuran mula)
Pascal
Keuletan

Besarnya deformasi plastik sampai bahan patah

Perpanjang
ef
(Lf – Lo)/o

Ketangguhan

Energi yang diperlukan sehingga terjadi patah

Kekerasan

Ketahanan terhadap deformasi plastik


Deformasi. Regangan awal berbanding lurus dengan besarnya tegangan, disamping itu iapun mampu balik (reversible). Setelah tegangan ditiadakan, regangannya lenyap. Regangan linier yang mampu balik ini disebut regangan elastik. Modulus Elastis (Modulus Young) adalah perbandingan antara tegangan s dan regangan mampu balik e :

                                                                                                                                    1.1

Satua metrik modulus Young E adalah pascal (biasanya megapascal, Mpa), sedangkan satuan Britanianya adalah psi, pond/inci persegi.

Gambar 1.1. Diagram tegangan-regangan (a) bahan tidak ulet, (b) Bahan ulet dengan titik luluh, (c) Bahan ulet tanpa titik luluh, (d) Kurva tegangan sesungguhnya, regangan ulet tanpa titik luluh.

Pada tegangan yang lebih tinggi terjadi pergeseran tetap dari atom-atom dalam suatu bahan disamping regangan elastik. Regangan tetap ini tidak mampu balik pada saat regangan ditiadakan, regangan ini disebut dengan regangan plastik (regangan ini diperlukan pada proses pengerjaan bahan antara lain pengerolan plat aluminium menjadi plat tipis atau lembaran).
Regangan elastik, yang merupakan satu-satunya gejala deformasi dibawah kekuatan luluh, akan terus naik dengan naiknya tegangan sampai terjadi deformasi plastik.

Keuletan. Atau besarnya regangan plastik sampai terjadi perpatahan ef, dapat dinyatakan dalam prosentasi perpanjangan (percent elongation). Regangan ini tidak berdimensi, (Lf – Lo)/Lo atau DL/Lo. Berdasarkan pengalaman ternyata deformasi plastik pada umumnya terjadi didaerah yang susut.
Ukuran keuletan lainnya adalah susut penampang, (Ao – Af)/Ao pada titik patah.

Kekuatan (dan kekerasan). Ketahanan suatu bahan terhadap deformasi plastik disebut kekuatan luluh (yield strength, Sy), nilai besaran ini adalah besar gaya pada saat luluh dibagi luas penampang. Kekuatan luluh didefinisikan sebagai tegangan yang diperlukan untuk menghasilkan regangan plastik sebesar 0,2%.

Kekuatan tarik. Kekuatan tarik suatu bahan ditetapkan dengan membagi  gaya maksimum dengan luas penampang mula.

Kekerasan (hardness).  Didefinisikan sebagai ketahanan bahan terhadap penetrasi pada permukaan. Terdapat hubungan antara kekerasan bahan, hali ini dapat dilihat pada gambar 2. Ada 2 cara yang paling populer digunakan untuk menentukan tingkat kekerasan suatu bahan antara lain dengan menggunakan Bilangan Kekerasan Brinnel (BKB) dan Kekerasan Rock Well (R).

Ketangguhan. Ini adalah suatu ukuran energi yang diperlukan untuk mematahkan suatu bahan. Energi yang merupakan hasil kali gaya dan jarak, dinyatakan dalam Joule. Suatu bahan ulet dengan kekuatan yang sama dengan bahan rapuh (getas) akan memerlukan energi perpatahan yang lebih besar dan mempunyai sifat tangguh yang lebih baik. Ada dua cara yang biasa digunakan untuk melakukan pengujian ketangguhan yaitu dengan standar Charpy dan Izod.

1.3. Karakteristik termal

Kapasitas kalor (heat capacity). Perlu dibedakan antara suhu dengan kandungan kalor suatu bahan. Suhu atau temperatur adalah level aktivitas thermal sedang kandungan kalor adalah energi thermal. Kedua hal tersebut berkaitan erat dengan kapasitas kalor.
Bila tidak adak perubahan isi maka kapasitas kalor sama dengan perubahan kandungan kalorr perderajat C. Dalam tabel teknik sering kali dijumpai panas jenis sebagai pengganti kapasitas kalor. Panas jenis (specific heat) suatu bahan adalah perbandingan antara kapasitas kalor dari bahan tersebut dengan kapasitas kalor air. Diketahui kapasitas air sama dengan 1 kal/g.oC (=4,184 Joule/g.oC=1 Btu/lb.oF).
Nilai panas transformasi untuk berbagai bahan perlu diketahui. Yang banyak digunakan adalah panas peleburan (heat of fusion) dan panas penguapan (heat of vaporisation) yaitu kalor yang diperlukan untuk mencairkan atau menguapkan suatu bahan. Keduanya melibatkan perubahan struktur atom atau molekul yang mengakibatkan adanya perubahan kapasitas panas atau energi thermal bahan.

Muai panas (thermal expansion). Pemuaian yang sering dialami oleh bahan yang dipanaskan yang ditimbukan oleh peningkatan getaran thermal atom-atom. Pendekatan pertama menghasilkan hubungan antara pertambahan penjang DL/L yang sebanding dengan naiknya suhu  DT.

                                                                                                          1.2

Ternyata; bahwa umumnya  - Koefisien muai linier naik sedikit dengan naiknya suhu (gambar 1.2). Biasanya data muai panas berlaku pada temperatur 20oC.

Koefisien muai volume (av) mempunyai hubungan yang serupa seperti pada persamaan 2 dengan perubahan volume DV/V dan kenaikan suhu DT. Nilai (av) adalah tiga kali nila (aT).
Gambar 1.2. Sifat thermal dan suhu

Daya hantar panas (thermal conductivity).  Alih panas melalui bahan padat biasanya terjadi oleh konduksi. Koefisien daya hantar panas k adalah konstanta yang menghubungkan aliran panas (heat flux) Q, dengan gradien suhu adalah :

                                                                                                           1.3
Disamping itu koefisien daya hantar panas juga tergantung pada suhu akan tetapi berlaianan dengan koefidien muai panas. Koefisien ini akan berkurang nilainya dengan naiknya suhu. Perubahan susunan atom yang mengiringi pencairan dan pengaturan kembali atom-atom yang terjadi karena perubahan suhu akan menghasilkan diskontinuitas pada nilai daya hantar panas.
Satuan daya hantar panas, k adalah J/(mm2.s)/oC/mm), atau W/mm2./(oC/mm).

1-4. Pengaruh medan listrik

Daya hantar dan tahanan listrik logam dan semikonduktor dapat menghantarkan muatan listrik bila ditempatkan dalam medan listrik. Daya hantars tergantung dari jumlah pembawa muatan n, besar muatan q, dan mobilitas m dari pembawa muatan. Konduktivitas adalah kebalikan daripada tahan jenis r :

                                                                                                         1.4

dan satuannya adalah :
                        ohm-1 m-1 = (Pembawa/m3)(Coul/Pembawa) {m/s / volt/m)

Pada logam dan semi konduktor dimana elektron merupakan pembawa muatan-muatan perpembawa adalah 0,16x10-18 Coul, atau 0,16x10-18 amp.sec. Mobilitas dapat dianggap sebagai kerapatan rata-rata atau kecepatan gerak v pembawa yang ditimbulkan oleh adanya medan listrik x, masing-masing satuan (m/s) dan (volt/m).

                                                                                                                     1.5

Mobilitas lazim dinyatakan dalam m2/volt.det (akan dibahas lebih terinci pada bab semikonduktor).
Tahanan jenis r adalah sifat bahan, oleh karena itu tidak tergantung pada bentuk. Untuk bentuk yang uniform, tahanan dapat ditulis dalam bentuk :

                                                                                                                    1.6

dimana L adalah panjang dan A adalah luas penampang. Dengan mengetahui R, ahli tehnik dapat menggunakan persamaan dasar fisika untuk menghitung arus I dalam ampere dan daya P dalam Watt yaitu : I = E/R ; P = E x I = I2 x R = E2/R= Joule/sec.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar