EJAAN YANG DISEMPURNAKAN
I. PENGENALAN HURUF
A. Huruf Abjad
Abjad yang digunakan dalam ejaan bahasa Indonesia
terdiri atas huruf yang berikut. Nama tiap huruf disertakan di sebelahnya.
Huruf
|
Nama
|
Huruf
|
Nama
|
Huruf
|
Nama
|
A a
|
a
|
J j
|
je
|
S s
|
es
|
B b
|
be
|
K k
|
ka
|
T t
|
te
|
C c
|
ce
|
L l
|
el
|
U u
|
u
|
D d
|
de
|
M m
|
em
|
V v
|
fe
|
E e
|
e
|
N n
|
en
|
W w
|
we
|
F f
|
ef
|
O o
|
o
|
X x
|
eks
|
G g
|
ge
|
P p
|
pe
|
Y y
|
ye
|
H h
|
ha
|
Q q
|
ki
|
Z z
|
zet
|
I i
|
i
|
R r
|
er
|
|
|
B. Huruf Vokal
Huruf yang melambangkan vokal dalam bahasa
Indonesia terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u.
Huruf Vokal
|
Contoh Pemakaian dalam Kata
|
||
Di Awal
|
Di Tengah
|
Di Akhir
|
|
a
|
api
|
padi
|
lusa
|
e*
|
enak
|
petak
|
sore
|
|
emas
|
kena
|
tipe
|
i
|
itu
|
simpan
|
murni
|
o
|
oleh
|
kota
|
radio
|
u
|
ulang
|
bumi
|
ibu
|
* Dalam pengajaran lafal kata, dapat digunakan tanda aksen jika ejaan kata
menimbulkan keraguan.
Misalnya:
Anak-anak bermain di teras (téras).
Upacara itu dihadiri pejabat teras pemerintah.
Kami menonton film seri (séri).
Pertandingan itu berakhir seri.
C. Huruf Konsonan
Huruf yang melambangkan konsonan dalam bahasa Indonesia
terdiri atas huruf-huruf b, c, d, f, g, h,
j, k, l, m, n, p, q, r,
s, t, v, w, x, y, dan z.
Huruf Konsonan
|
Contoh Pemakaian dalam Kata
|
||
Di Awal
|
Di Tengah
|
Di Akhir
|
|
B
|
bahasa
|
sebut
|
adab
|
C
|
cakap
|
kaca
|
–
|
D
|
dua
|
ada
|
abad
|
F
|
fakir
|
kafir
|
maaf
|
G
|
guna
|
tiga
|
balig
|
H
|
hari
|
saham
|
tuah
|
J
|
jalan
|
manja
|
mikraj
|
K
|
kami
|
paksa
|
sesak
|
|
–
|
rakyat*
|
bapak*
|
L
|
lekas
|
alas
|
kesal
|
M
|
maka
|
kami
|
diam
|
N
|
nama
|
anak
|
daun
|
P
|
pasang
|
apa
|
siap
|
q**
|
Quran
|
Furqan
|
–
|
R
|
raih
|
bara
|
putar
|
S
|
sampai
|
asli
|
lemas
|
T
|
tali
|
mata
|
rapat
|
V
|
varia
|
lava
|
–
|
W
|
wanita
|
hawa
|
–
|
x**
|
xenon
|
–
|
–
|
Y
|
yakin
|
payung
|
–
|
Z
|
zeni
|
lazim
|
juz
|
* Huruf k di sini melambangkan bunyi hamzah.
** Huruf q dan x digunakan khusus untuk nama dan keperluan
ilmu.
D. Huruf Diftong
Di dalam bahasa Indonesia terdapat diftong yang
dilambangkan dengan ai, au, dan oi.
Huruf Diftong
|
Contoh Pemakaian dalam Kata
|
||
Di Awal
|
Di Tengah
|
Di Akhir
|
|
ai
|
ain
|
syaitan
|
pandai
|
au
|
aula
|
saudara
|
harimau
|
oi
|
–
|
boikot
|
amboi
|
E. Gabungan Huruf Konsonan
Di dalam bahasa Indonesia terdapat empat gabungan
huruf yang melambangkan konsonan, yaitu kh, ng, ny, dan sy.
Gabungan
Huruf Konsonan |
Contoh Pemakaian dalam Kata
|
||
Di Awal
|
Di Tengah
|
Di Akhir
|
|
kh
|
khusus
|
akhir
|
tarikh
|
ng
|
ngilu
|
bangun
|
senang
|
ny
|
nyata
|
hanyut
|
–
|
sy
|
syarat
|
isyarat
|
arasy
|
F. Pemenggalan Kata
1.
|
Pemenggalan kata
pada kata dasar dilakukan sebagai berikut:
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Keterangan:
Nama orang, badan hukum, dan nama diri yang lain disesuaikan dengan Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan kecuali jika ada pertimbangan khusus.
II. PEMAKAIAN HURUF KAPITAL DAN HURUF MIRING
A. Huruf Kapital atau Huruf Besar
1.
|
Huruf kapital atau
huruf besar dipakai sebagai huruf pertama kata pada awal kalimat.
|
||||||||||||||||||
|
Misalnya:
Dia mengantuk.
Apa maksudnya?
Kita harus bekerja keras.
Pekerjaan itu belum
selesai.
|
||||||||||||||||||
2.
|
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama petikan langsung.
|
||||||||||||||||||
|
Misalnya:
Adik bertanya, "Kapan kita pulang?"
Bapak menasihatkan, "Berhati-hatilah, Nak!"
"Kemarin engkau terlambat," katanya.
"Besok pagi," kata Ibu, "Dia akan berangkat".
|
||||||||||||||||||
3.
|
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama dalam ungkapan yang berhubungan dengan nama
Tuhan dan kitab suci, termasuk kata ganti untuk Tuhan.
|
||||||||||||||||||
|
Misalnya:
Allah, Yang Mahakuasa,
Yang Maha Pengasih, Alkitab, Quran, Weda,
Islam, Kristen
Tuhan akan menunjukkan
jalan yang benar kepada hamba-Nya.
Bimbinglah hamba-Mu, ya Tuhan, ke jalan yang Engkau
beri rahmat.
|
||||||||||||||||||
4.
|
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama nama gelar kehormatan, keturunan, dan keagamaan
yang diikuti nama orang.
|
||||||||||||||||||
|
Misalnya:
Mahaputra Yamin
Sultan Hasanuddin
Haji Agus Salim
Imam Syafii
Nabi Ibrahim
|
||||||||||||||||||
|
Huruf kapital tidak
dipakai sebagai huruf pertama nama gelar, kehormatan, keturunan, dan
keagamaan yang tidak diikuti nama orang.
|
||||||||||||||||||
|
Misalnya:
Dia baru saja diangkat
menjadi sultan.
Tahun ini ia pergi naik haji.
|
||||||||||||||||||
5.
|
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama unsur nama jabatan dan pangkat yang diikuti
nama orang atau yang dipakai sebagai pengganti nama orang tertentu, nama
instansi, atau nama tempat.
|
||||||||||||||||||
|
Misalnya:
Wakil Presiden Adam
Malik
Perdana Menteri
Nehru
Profesor Supomo
Laksamana Muda Udara
Husen Sastranegara
Sekretaris Jenderal
Departemen Pertanian
Gubernur Irian Jaya
|
||||||||||||||||||
|
Huruf kapital tidak
dipakai sebagai huruf pertama nama jabatan dan pangkat yang tidak diikuti
nama orang, atau nama tempat.
|
||||||||||||||||||
|
Misalnya:
Siapa gubernur yang baru dilantik itu?
Kemarin Brigadir Jenderal Ahmad dilantik menjadi mayor jenderal.
|
||||||||||||||||||
6.
|
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama unsur-unsur nama orang.
|
||||||||||||||||||
|
Misalnya:
Amir Hamzah
Dewi Sartika
Wage Rudolf Supratman
Halim Perdanakusumah
Ampere
|
||||||||||||||||||
|
Huruf kapital tidak
dipakai sebagai huruf pertama nama orang yang digunakan sebagai nama sejenis
atau satuan ukuran.
|
||||||||||||||||||
|
Misalnya:
mesin diesel
10 volt
5 ampere
|
||||||||||||||||||
7.
|
Huruf kapital
sebagai huruf pertama nama bangsa, suku, dan bahasa.
|
||||||||||||||||||
|
Misalnya:
bangsa Indonesia
suku Sunda
bahasa Inggris
|
||||||||||||||||||
|
Huruf kapital tidak
dipakai sebagai huruf pertama nama bangsa, suku bangsa, dan bahasa yang
dipakai sebagai bentuk dasar kata turunan.
|
||||||||||||||||||
|
Misalnya:
mengindonesiakan kata asing
keinggris-inggrisan
|
||||||||||||||||||
8.
|
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama nama tahun, bulan, hari, hari raya, dan
peristiwa sejarah.
|
||||||||||||||||||
|
Misalnya:
hari Lebaran
Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia
|
||||||||||||||||||
|
Huruf kapital tidak
dipakai sebagai huruf pertama peristiwa sejarah yang tidak dipakai sebagai
nama.
|
||||||||||||||||||
|
Misalnya:
Soekarno dan Hatta memproklamasikan kemerdekaan bangsanya.
Perlombaan senjata membawa risiko pecahnya perang dunia.
|
||||||||||||||||||
9.
|
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama nama geografi.
|
||||||||||||||||||
|
Misalnya:
|
||||||||||||||||||
|
Huruf kapital tidak
dipakai sebagai huruf pertama istilah geografi yang tidak menjadi unsur nama
diri.
|
||||||||||||||||||
|
Misalnya:
berlayar ke teluk
mandi di kali
menyeberangi selat
pergi ke arah tenggara
|
||||||||||||||||||
|
Huruf kapital tidak
dipakai sebagai huruf pertama nama geografi yang digunakan sebagai nama
jenis.
|
||||||||||||||||||
|
Misalnya:
garam inggris
gula jawa
kacang bogor
pisang ambon
|
||||||||||||||||||
10.
|
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama semua unsur nama negara, lembaga pemerintahan
dan ketatanegaraan, serta nama dokumen resmi kecuali kata seperti dan.
|
||||||||||||||||||
|
Misalnya:
Republik Indonesia
Majelis Permusyawaratan
Rakyat
Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan
Badan Kesejahteraan Ibu
dan Anak
Keputusan Presiden Republik
Indonesia, Nomor 57, Tahun 1972
|
||||||||||||||||||
|
Huruf kapital tidak
dipakai sebagai huruf pertama kata yang bukan nama resmi negara, lembaga
pemerintah dan ketatanegaraan, badan, serta nama dokumen resmi.
|
||||||||||||||||||
|
Misalnya:
menjadi sebuah republik
beberapa badan hukum
kerja sama antara pemerintah dan rakyat
menurut undang-undang yang berlaku
|
||||||||||||||||||
11.
|
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama setiap unsur bentuk ulang sempurna yang
terdapat pada nama badan, lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, serta
dokumen resmi.
|
||||||||||||||||||
|
Misalnya:
Perserikatan Bangsa-Bangsa
Yayasan Ilmu-Ilmu Sosial
Undang-Undang Dasar
Republik Indonesia
Rancangan Undang-Undang Kepegawaian
|
||||||||||||||||||
12.
|
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama semua kata (termasuk semua unsur kata ulang
sempurna) di dalam nama buku, majalah, surat kabar, dan judul karangan
kecuali kata seperti di, ke, dari, dan, yang,
dan untuk yang tidak terletak pada posisi awal.
|
||||||||||||||||||
|
Misalnya:
Saya telah membaca buku Dari Ave Maria ke Jalan
Lain ke Roma.
Bacalah majalah Bahasa dan Sastra.
Dia adalah agen surat kabar Sinar Pembangunan.
Ia menyelesaikan makalah "Asas-Asas Hukum Perdata".
|
||||||||||||||||||
13.
|
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama unsur singkatan nama gelar, pangkat, dan
sapaan.
|
||||||||||||||||||
|
Misalnya:
|
||||||||||||||||||
14.
|
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan seperti bapak,
ibu, saudara, kakak, adik, dan paman yang
dipakai dalam penyapaan dan pengacuan.
|
||||||||||||||||||
|
Misalnya:
"Kapan Bapak berangkat?" tanya Harto.
Adik bertanya, "Itu apa, Bu?"
Surat Saudara sudah saya terima.
"Silakan duduk, Dik!" kata Ucok.
Besok Paman akan datang.
Mereka pergi ke rumah Pak Camat.
Para ibu mengunjungi Ibu Hasan.
|
||||||||||||||||||
|
Huruf kapital tidak
dipakai sebagai huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan yang tidak
dipakai dalam pengacuan atau penyapaan.
|
||||||||||||||||||
|
Misalnya:
Kita harus menghormati bapak dan ibu kita.
Semua kakak dan adik saya sudah berkeluarga.
|
||||||||||||||||||
15.
|
Huruf kapital
dipakai sebagai huruf pertama kata ganti Anda.
|
||||||||||||||||||
|
Misalnya:
Sudahkah Anda tahu?
Surat Anda telah kami terima.
|
B. Huruf Miring
1.
|
Huruf miring dalam
cetakan dipakai untuk menulis nama buku, majalah, dan surat kabar yang
dikutip dalam tulisan.
|
|
Misalnya:
majalah Bahasa dan Kesusastraan
buku Negarakertagama karangan Prapanca
surat kabar Suara Karya
|
2.
|
Huruf miring dalam
cetakan dipakai untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata,
atau kelompok kata.
|
|
Misalnya:
Huruf pertama kata abad ialah a.
Dia bukan menipu, tetapi ditipu.
Bab ini tidak membicarakan penulisan huruf kapital.
Buatlah kalimat dengan berlepas tangan.
|
3.
|
Huruf miring dalam
cetakan dipakai untuk menuliskan kata nama ilmiah atau ungkapan asing kecuali
yang telah disesuaikan ejaannya.
|
|
Misalnya:
Nama ilmiah buah manggis ialah Carcinia mangostana.
Politik divide et impera pernah merajalela di negeri ini.
Weltanschauung antara lain
diterjemahkan menjadi 'pandangan dunia'.
|
|
Tetapi:
Negara itu telah mengalami empat kudeta.
|
Catatan:
Dalam tulisan tangan atau ketikan, huruf atau kata yang akan dicetak miring
diberi satu garis di bawahnya.
III. PENULISAN KATA
A. Kata Dasar
Kata yang berupa
kata dasar ditulis sebagai satu kesatuan.
|
Misalnya:
Ibu percaya bahwa engkau tahu.
Kantor pajak penuh sesak.
Buku itu sangat tebal.
|
B. Kata Turunan
1.
|
Imbuhan (awalan,
sisipan, akhiran) ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Misalnya:
·
bergeletar
·
dikelola
·
penetapan
·
menengok
·
mempermainkan
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2.
|
Jika bentuk dasar
berupa gabungan kata, awalan atau akhiran ditulis serangkai dengan kata yang
langsung mengikuti atau mendahuluinya.
(Lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat 5.) |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Misalnya:
·
bertepuk tangan
·
garis bawahi
·
menganak sungai
·
sebar luaskan
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3.
|
Jika bentuk dasar
yang berupa gabungan kata mendapat awalan dan akhiran sekaligus, unsur
gabungan kata itu ditulis serangkai.
(Lihat juga keterangan tentang tanda hubung, Bab V, Pasal E, Ayat 5.) |
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Misalnya:
·
menggarisbawahi
·
menyebarluaskan
·
dilipatgandakan
·
penghancurleburan
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
4.
|
Jika salah satu
unsur gabungan kata hanya dipakai dalam kombinasi, gabungan kata itu ditulis
serangkai.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Misalnya:
|
Catatan:
(1)
|
Jika bentuk terikat
diikuti oleh kata yang huruf awalnya adalah huruf kapital, di antara kedua
unsur itu dituliskan tanda hubung (-).
|
|
Misalnya:
|
(2)
|
Jika kata maha
sebagai unsur gabungan diikuti oleh kata esa dan kata yang bukan kata
dasar, gabungan itu ditulis terpisah.
|
|
Misalnya:
Mudah-mudahan Tuhan Yang Maha Esa melindungi kita.
Marilah kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih.
|
C. Kata Ulang
Bentuk ulang ditulis
secara lengkap dengan menggunakan tanda hubung.
|
Misalnya:
anak-anak, buku-buku, kuda-kuda, mata-mata, hati-hati, undang-undang,
biri-biri, kupu-kupu, kura-kura, laba-laba, sia-sia, gerak-gerik, huru-hara,
lauk-pauk, mondar-mandir, ramah-tamah, sayur-mayur, centang-perenang,
porak-poranda, tunggang-langgang, berjalan-jalan, dibesar-besarkan,
menulis-nulis, terus-menerus, tukar-menukar, hulubalang-hulubalang,
bumiputra-bumiputra
|
D. Gabungan Kata
1.
|
Gabungan kata yang
lazim disebut kata majemuk, termasuk istilah khusus, unsur-unsurnya ditulis
terpisah.
|
|
Misalnya:
duta besar, kambing hitam, kereta api cepat luar biasa, mata pelajaran,
meja tulis, model linear, orang tua, persegi panjang, rumah sakit umum,
simpang empat.
|
2.
|
Gabungan kata,
termasuk istilah khusus, yang mungkin menimbulkan kesalahan pengertian, dapat
ditulis dengan tanda hubung untuk menegaskan pertalian di antara unsur yang
bersangkutan.
|
|
Misalnya:
alat pandang-dengar, anak-istri saya, buku sejarah-baru,
mesin-hitung tangan, ibu-bapak kami, watt-jam, orang-tua
muda
|
3.
|
Gabungan kata
berikut ditulis serangkai.
|
|
Misalnya:
acapkali, adakalanya, akhirulkalam, alhamdulillah, astagfirullah,
bagaimana, barangkali, bilamana, bismillah, beasiswa, belasungkawa,
bumiputra, daripada, darmabakti, darmasiswa, dukacita, halalbihalal,
hulubalang, kacamata, kasatmata, kepada, keratabasa, kilometer, manakala,
manasuka, mangkubumi, matahari, olahraga, padahal, paramasastra, peribahasa,
puspawarna, radioaktif, sastramarga, saputangan, saripati, sebagaimana,
sediakala, segitiga, sekalipun, silaturahmi, sukacita, sukarela, sukaria,
syahbandar, titimangsa, wasalam
|
E. Kata Ganti ku, kau, mu, dan nya
Kata ganti ku dan kau ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya; ku, mu, dan nya ditulis serangkai dengan
kata yang mendahuluinya.
Misalnya:
Apa yang kumiliki boleh kauambil.
Bukuku, bukumu, dan bukunya tersimpan di perpustakaan.
F. Kata Depan di, ke, dan dari
Kata depan di, ke, dan dari ditulis terpisah dari kata
yang mengikutinya kecuali di dalam gabungan kata yang sudah lazim dianggap
sebagai satu kata seperti kepada dan daripada.
(Lihat juga Bab III, Pasal D, Ayat 3.)
(Lihat juga Bab III, Pasal D, Ayat 3.)
Misalnya:
Kain itu terletak di dalam lemari.
Bermalam sajalah di sini.
Di mana Siti sekarang?
Mereka ada di rumah.
Ia ikut terjun ke tengah kancah perjuangan.
Ke mana saja ia selama ini?
Kita perlu berpikir sepuluh tahun ke depan.
Mari kita berangkat ke pasar.
Saya pergi ke sana-sini mencarinya.
Ia datang dari Surabaya kemarin.
Catatan:
Kata-kata yang dicetak miring di bawah ini ditulis serangkai.
Si Amin lebih tua daripada si Ahmad.
Kami percaya sepenuhnya kepadanya.
Kesampingkan saja persoalan
yang tidak penting itu.
Ia masuk, lalu keluar lagi.
Surat perintah itu dikeluarkan di Jakarta pada tanggal 11 Maret
1966.
Bawa kemari gambar itu.
Kemarikan buku itu.
Semua orang terkemuka di desa itu hadir dalam kenduri itu.
G. Kata si dan sang
Kata si dan sang
ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya.
Misalnya:
Harimau itu marah sekali kepada sang Kancil.
Surat itu dikirimkan kembali kepada si pengirim.
|
H. Partikel
1.
|
Partikel -lah,
-kah, dan -tah ditulis serangkai dengan kata yang
mendahuluinya.
|
|
Misalnya:
Bacalah buku itu baik-baik.
Jakarta adalah ibu kota Republik Indonesia.
Apakah yang tersirat dalam surat itu?
Siapakah gerangan dia?
Apatah gunanya bersedih hati?
|
2.
|
Partikel pun
ditulis terpisah dari kata yang mendahuluinya.
|
|
Misalnya:
Apa pun yang dimakannya, ia tetap kurus.
Hendak pulang pun sudah tak ada kendaraan.
Jangan dua kali, satu kali pun engkau belum pernah datang ke
rumahku.
Jika ayah pergi, adik pun ingin pergi.
|
|
Catatan:
Kelompok yang lazim dianggap padu, misalnya adapun, andaipun, ataupun,
bagaimanapun, biarpun, kalaupun, kendatipun, maupun, meskipun, sekalipun,
sungguhpun, walaupun ditulis serangkai.
Misalnya:
Adapun sebab-sebabnya belum
diketahui.
Bagaimanapun juga akan
dicobanya menyelesaikan tugas itu.
Baik para mahasiswa maupun mahasiswi ikut berdemonstrasi.
Sekalipun belum memuaskan,
hasil pekerjaannya dapat dijadikan pegangan.
Walaupun miskin, ia selalu
gembira.
|
3.
|
Partikel per
yang berarti 'mulai', 'demi', dan 'tiap' ditulis terpisah dari bagian kalimat
yang mendahului atau mengikutinya.
|
|
Misalnya:
Pegawai negeri mendapat kenaikan gaji per 1 April.
Mereka masuk ke dalam ruangan satu per satu.
Harga kain itu Rp 2.000 per helai.
|
I. Singkatan dan Akronim
1.
|
Singkatan ialah
bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2.
|
Akronim ialah
singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun
gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
|
Catatan:
Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat-syarat
berikut:
1. Jumlah suku kata akronim
jangan melebihi jumlah suku kata yang lazin pada kata Indonesia
2. Akronim dibentuk dengan
mengindahkan keserasian kombinasi vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola
kata Indonesia yang lazim.
J. Angka dan Lambang Bilangan
IV. PENULISAN HURUF SERAPANDalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap unsur dari pelbagai bahasa lain, baik dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing seperti Sanskerta, Arab, Portugis, Belanda, atau Inggris.Berdasarkan taraf integrasinya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua golongan besar.
Kaidah ejaan
Kaidah ejaan yang berlaku bagi unsur serapan itu sebagai berikut.
Konsonan ganda
Konsonan ganda menjadi konsonan tunggal kecuali kalau dapat
membingungkan.
Misalnya:
Catatan
Misalnya: kabar, sirsak, iklan, perlu, bengkel,
hadir.
Akhiran asingDi samping pegangan untuk penulisan unsur serapan tersebut di atas, berikut ini didaftarkan juga akhiran-akhiran asing serta penyesuaiannya dalam bahasa Indonesia. Akhiran itu diserap sebagai bagian kata yang utuh.Kata seperti standardisasi, efektif, dan implementasi diserap secara utuh di samping kata standar, efek, dan implemen.
V. PEMAKAIAN TANDA BACAA. Tanda Titik (.)
B. Tanda Koma (,)
C. Tanda Titik Koma (;)
D. Tanda Titik Dua (:)
E. Tanda Hubung (–)
F. Tanda Pisah (—)
G. Tanda Elipsis (...)
H. Tanda Tanya (?)
I. Tanda Seru (!)
J. Tanda Kurung ((...))
K. Tanda Kurung Siku ([...])
L. Tanda Petik ("...")
M. Tanda Petik Tunggal ('...')
N. Tanda Garis Miring (/)
O. Tanda Penyingkat (Apostrof) (')
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar